Ritual Kondur Gongso Kembalinya Dua Gamelan Kraton Yogyakarta dari Masjid Kauman

Jogjatoday
Kondur Gongso merupakan prosesi dimana di pulangkannya gamelan milik Keraton Yogyakarta dari Masjid Agung Kauman. Prosesi ini biasanya berlangsung pada malam hari menjelang tengah malam. Kondur Gongso yang merupakan bahasa Jawa Kondur yang berarti “pulang” dan Gongso berarti “gamelan”. Gamelan itu merupakan duplikat dari gamelan Demak, dua perangkat gamelan yang mempunyai nama “Kyai Guntur Madu” dan “Kyai Nogo Wilogo”.
Sebar udhik-udhik yang terdiri dari beras kuning, uang logam, dan bunga yang dilakukan Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X di Pagongan Utara dan Pagongan Selatan menjadi pembuka prosesi Kondur Gongso ini. Ritual ini melambangkan kemurahan Sultan kepada rakyat untuk memberi kemakmuran. Seperti biasanya pada malam ini ratusan orang sudah memadati lokasi sejak sore untuk berlomba-lomba merayah udhik-udhik yang dipercaya bisa mendapatkan berkah, ketenangan, dan kelancaran rejeki.
Setelah prosesi ritual sebar udhik-udhik selesai, kemudian dua perangkat gamelan pusaka “Kyai Guntur Madu” dan “Kyai Nogo Wilogo” tersebut dibawa dari pagongan halaman Masjid Agung menuju Gedong Gongso Sri Manganti Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat.
Seluruh rangkaian tersebut dalam rangka memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW atau yang disebut Maulid Nabi.
photo by Krisdian Isnu Wardhana for jogjatoday.com