World Dance Day ke 9, Solo Menari 24 Jam
Solo – Perayaan World Dance Day yang ke-9 pada Rabu 29 April 2015. Perayaan hari tari dunia ini diselenggarakan dengan 24 Jam tanpa henti dengan Menari. Sebanyak 3.000 penari dilibatkan dalam perhelatan akbar ini. Pada tahun ini bertemakan Tari : Nafas Kehidupan.
World Dance Day yang ke-9 pada tahun ini diikuti lebih dari 140 kontingen dari seluruh Indonesia, seperti Solo, Jakarta, Yogyakarta, Riau, Surabaya, Cirebon dan masih banyak lagi. Namun, perwakilan dari mancanegara seperti Brunei, Belanda, Myanmar, Kamboja dan masih banyak yang lain ikut serta dalam perhelatan World Dance Day 2015 yang tepatnya dilaksanakan di Kampus ISI Surakarta ini.
Tahun ini ada empat penari yang menari selama 24 Jam. Yaitu Anggono Kusumo dari Solo, Stefanus Adi Prastiwa dari Lubuk Linggau, Alfianto dari Bandung dan Abdurachem Jati dari DKI Jakarta. Tanpa henti mereka menari dari pukul 06.00 WIB 29 April 2015 sampai pukul 06.00 WIB 30 April 2015.
Bedhaya Ratna Mustika – Penampilan Spesial dari Mustika Ratu
“Coloho” – Kelompok ANTERDANCE Yogyakarta
Colohok Trondholo Kuwuk Watuk… adalah sebuah ucapan yang terdengar bersamaan dengan kehadiran Ki Petruk. Dalam formasi Punokawan, Petruk bersama Gareng dan Bagong selalu mendampingi kemanapun Ki Lurah Semar pergi adalah wujud dari Pamomong Nuswantara. Petruk sblmnya adalah wujud Dewa yang mulia dan luhur yaitu Sang Hyang Pecuk Pecu Kilan. Kemunculan Ki Petruk sering dikaitkan dengan datangnya bencana besar, namun hal tersebut dimaknai sebagai keseimbangan alam dengan datangnya sebuah peradaban yang baru. Dalam rentang peradapan yang panjang, Ki Petruk juga dikenal dengan banyak nama dengan sosok dan karakter yang berbeda seperti dlm bentuk wayang kulit dari berbagai daerah. Petruk sering diidentikkan sbgai gambaran wong cilik yg selalu bangga sebagai wong cilik. Colohok Trondholo Kuwuk Watuk…
“Satu Pintu” – Delapan (Dance Laboratory and Performance Art Network)
Kembali belajar mengamati, memperhatikan hati-hati yang hidup hingga berpasangan. Sama dengan halnya tangan kanan-kiri. Mata kanan dan mata kiri. Begitu juga Tari. Berawal dari satu dan melahirkan yang lain. Tari ke-empat huruf yang berpasangan karena tubuh yang tumbuh dan hidup. Dan akhirnya kembali ke titik nol. dimana semua hanya pilihan, kesadaran dan rasa keyakinan.
All photo by didikwidiantoro